InBewara, Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar secara simbolis menanam sejumlah pohon di Lapangan Upacara Rancamanyar, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.
Gerakan penanaman sebanyak 70 ribu pohon tersebut digagas oleh Perkumpulan Pelestari Lingkungan Hidup Dunia (PPLHD).
“Partisipasi dari masyarakat luar biasa sekali, mulai dari pelajar, anak muda hingga orang tua. Jadi harus diapresiasi, kalau tidak bekerja sama akan sulit,” kata Demiz sapaan akrab Wagub Jabar, Kamis (25/1/2018).
Wagub berharap guna mencegah kerusakan yang terjadi di sepanjang hulu sungai Citarum, gerakan penanaman pohon harus bisa terus berkelanjutan.
“Di akhir tahun 2017 penanam pohon dampaknya tidak bisa dirasakan sekarang, minimal lima atau 10 tahun ke depan. Apalagi kalau belum tumbuh sudah dicabut, jadi kesadarannya harus dibangun makanya ada ecovillage dan sampai saat ini ada 277 desa ecovillage,” terangnya.
Sebelumnya Sungai Citarum telah mendapat perhatian dari Presiden Jokowi dan pemerintah pusat sehingga diharapkan dalam penanganannya kedepan baik melalui pendekatan struktural maupun non struktural sehingga bisa memberikan dampak positif yang lebih signifikan terhadap pemulihan daerah aliran sungai.
“Hal ini modal utama dalam rangka pembangunan berkelanjutan, seperti adanya sumber daya alam berupa tanah, air dan udara serta sumber daya alam hayati yaitu tumbuhan dan hewan,” ujarnya.
Tetapi menurutnya, ketersediaan sumber daya alam di Jawa Barat mempunyai keterbatasan baik dalam segi kuantitas maupun kualitasnya sehingga upaya pelestarian sumber daya alam secara baik dan bijaksana merupakan sebuah keniscayaan.
“Tekanan jumlah penduduk yang begitu besar dan beragam aktivitas di dalamnya, merupakan salah satu sumber permasalahan lingkungan hidup,” imbuhnya.
Krisis air bersih, pencemaran limbah yang berasal dari aktivitas domestik, pertanian, peternakan dan industri, erosi dan sedimentasi, alih fungsi lahan, banjir, dan penurunan muka air tanah, merupakan beberapa contoh masalah lingkungan hidup yang seringkali terjadi di Jawa Barat.
Menurutnya Jawa Barat memiliki potensi sumber daya air permukaan dan air tanah yang cukup banyak. Akan tetapi, kebutuhan air yang cukup tinggi serta kerusakan pada wilayah resapan air, telah berdampak besar terhadap ketersediaan air.
“Akibatnya potensi terjadinya banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau, semakin besar,” tegasnya.
“Untuk mencapai keseimbangan ekosistem dan hidrologi, Jawa Barat telah menetapkan pencapaian target kawasan lindung 45 persen yang dilaksanakan melalui kegiatan koordinasi antar instansi, rehabilitasi hutan dan lahan, serta penandaan batas kawasan lindung,” pungkasnya. (AS_35)