260 Atlet Cimahi dan Jabar Ikuti Kejuaraan Tenis Meja Danpussenarhanud, PTMSI Kota Cimahi Apresiasi

TNI Karev Marpaung, saat membuka secara resmi kejuaraan tenis meja Danpussenarhanud Cup 2022 di Aula R Harsoyo Mapussenarhanud , Jumat (16/9/2022). Foto: Dok Humas Pussenarhanud.

InBewara, Cimahi – Sebanyak 260 atlet tenis meja putra dan putri asal Kota Cimahi dan Jawa Barat mengikuti Turnamen Tenis Meja Danpussenarhanud Cup 2022 yang digelar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kota Cimahi, di Aula R Harsoyo Mapussenarhanud Kodiklatad, Kota Cimahi.

Kejuaraan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (16/9/2022) hingga Minggu (18/9/2022) yang merupakan salah satu event yang difasilitasi Pussenarhanud untuk mendorong kembali kegiatan olahraga pasca pandemi.

“Turnamen ini diharapkan menjadi awal yang baik pasca pandemi Covid-19. Disamping untuk mempersiapkan para atlet tenis meja yang berasal dari Kota Cimahi maupun Jawa Barat menjelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Jawa Barat, sehingga berharap akan didapatkan bibit unggul di cabor tenis meja,” kata Karev Marpaung usai membuka secara resmi kejuaraan tenis meja Danpussenarhanud Cup, Jumat (16/9/2022).

Kejuaraan tenis meja Danpussenarhanud Cup ini mempertandingkan sejumlah nomor dan kategori, diantaranya kategori U-13, Kategori U-19 dan kategori U-19 keatas

Hal ini membuktikan komitmen Pussenarhanud untuk berkontribusi memajukan dan memasyarakatkan olahraga, terutama olahraga prestasi. Terlebih setelah diresmikannya Pussenarhanud Sport Center Cimahi sebagai sarana olahraga yang bisa diakses oleh masyarakat, pemerintah dan stakeholder terkait.

“Kami bersyukur Pussenarhanud memiliki banyak sarana olahraga yang bisa dimanfaatkan untuk umum maupun untuk para atlet prestasi berbagai cabang olahraga. Sedikitnya ada 15 lapangan olahraga yang bisa dimanfaatkan, sehingga olahraga makin memasyarakat,” ungkapnya

Sementara itu, anggota DPR RI Nico Siahaan yang turut hadir dalam pembukaan Turnamen Tenis Meja ini mengungkapkan, di Indonesia masih terasa kurangnya kompetisi olahraga, padahal melalui kompetisilah para atlet prestasi bertanding muncul, mengukur kemampuan lawan, dan melatih mental juara.

“Tanpa adanya pertandingan, para atlet tidak bisa mengetahui sejauh mana kemampuannya, sehingga kompetisi bisa menjadi alat ukur bagi pembinaan atlet,” katanya.

Pembinaan olahraga, lanjut Nico, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja, tetapi semua stakeholders harus bersama-sama mendukung peningkatan prestasi olahraga.

“Kompetisipun tak hanya dilakukan asal-asalan, tetapi harus dilakukan secara berjenjang dan diwadahi dengan baik,” ujarnya.

Menurut Nico kompetisi yang digagas PTMSI Kota Cimahi dan Pussenarhanud ini merupakan titik awal berkembangnya kompetisi cabor yang lainnya. Jika dalam kurun waktu tertentu sering dilaksanakan kompetisi, akan lahir atlet tenis meja yang berprestasi ***(DIN)